Panasea: Chapter 3.Its You?



Sebelumnya baca juga SasuSaku Canon Fic Chapter sebelumnya.




Pagi masih buta, bahkan lentera-lentera yang berjajar disetiap pemukiman penduduk belum dimatikan. Namun kegaduhan yang sangat ketara terdengar jelas dari ruangan yang biasa digunakan oleh pemimpin desa untuk bersemayam.

"Jelaskan padaku misi macam apa yang dilakukan oleh Sakura-chan! Bagimana ini bisa terjadi!" emosi pria bersurai kuning spike itu tampak meluap dan menatap tajam sosok wanita brjubah hijau yang balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.
"Berhenti membuat keributan di kantorku Naruto!" geram Tsunade menahan marah. Sudah cukup ia dibuat oleh laporan yang beberapa jamlalu ia terima. Lapora mengenai misi yang diambil Sakura.
Sedang pria yang dipanggil Naruto itu tampak kembang kempis hidungnya. Bagaimana ia bisa tenang sedangkan teman yang sudah ia anggap sebagai sodara perempuannya sendiri kini dikabarkan menghilang dan laporan misi Sakura yang memang Putra Mahkota dari negara bagian desa Ombak sampai dengan selamat, tapi tidak dengan Sakura. Gadis itu dikabarkan hilang. Bahkan dari hasil penyelidikan lokasi pertempuran dirute yang dilalui Sakura sangat mengerikan. Belum lagi ternyata kedua chunin dan Jounin yang terpilih untuk menemani Sakura ternyata sama sekali tidak berangkat, alias mereka dikabarkan diracuni dan saat ini masih tak sadarkan diri di rumah sakit konoha.
Lalu dengan siapa Sakura pergi menunaikan misi jika faktanya demikian sedang menurut saksi Sakura pergi ditemani oleh mereka?
"Tidak sebelum kau menjelaskan segalanya!"

BRAAKK!!!
"Naruto!" habis sudah kesabaran Tsunade, ia menggebrak meja kerjanya keras-keras hingga menimbulkan suara rekahan yang jelas ditimbulkan dari meja yang retak. Ia menatap tajam Naruto seolah mengulitinya. Sungguh ia butuh konsentrasi agar tujuan dan rencananya tetap terkendali. Ia dan Kakashi memang sudah memperkirakan hal ini akan terjadi. Tapi memanglah ini yang ia inginkan."Meskipun aku menjelaskannya kau tidak akan mengerti." Ucapnya penuh penekanan.

"Keluar dari ruanganku atau akau benar-benar akan membuatmu mendekam bertahun-tahun dirumah saki!" seketika aura mematikan begitu menguar diruangan itu, membuat siapapun memilih untuk pergi saja dari sana.namun bukan Naruto namanya jika gentar hanya dengan gertakan semacam itu.
"Aku tau aku bodoh dan tidak terlalu pintar! Tapi aku juga tidak bisa diam dan mengabaikan temaku sendiri dalam bahaya yang sekarang tidak jelas keberadaannya!"
Gigi Tsunade gemelutuk saking geramnya. Sungguh ia butuh menenangkan diri dan konsentrasi penuh untukk memikirkan kelangsungan rencananya dan segala spekulasi yang akan terjadi nantinya.
"Keluar. Sekarang. Dari. Ruanganku." Ucapnya rendah namun penuh penekanan.

"Nenek! Kau hanya perlu menje-"
PUK!
-Iiitttai!" Naruto mengaduh atas pukulan tiba-tiba yang diberikan oleh sosok bermasker yang karismanya tak pernah luntur yang tak lain dan tak bukan adalah mantan gurunya sendiri. Hatake Kakashi, tentu saja. Siapa lagi?
"Aku pastikan Sakura baik-baik saja Naruto, Kau tenanglah dan lebih baik keluar dari ruangan ini sebelum Tsunade-sama menghancurkan gedung ini karena ulahmu."
"Tapi Sensei!"

Kakashi hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. Hati Naruto mencelos, dengan berat hati ia melangkah keluar dari ruangan itu.
Mendengus lelah, Tsunade menjatuhkan tubuh lelahnya dan bersandar dikursi kebesarannya sambil memijit pelan pangkal hidungnya. Ia benar-benar membutuhkan sake sekarang juga.
"Setelah semua ini, Apa kau masih yakin dengan rencanamu sendiri Tsunade-sama?" tanya Kakashi memastikan. Ada guratan cemas ang ketara disetiap nada ucapannya.
"Tentu saja. Ini jalan terakhir yang kita miliki, lagi pula ini sudah terlanjur bukan? Lagipula kau sendiri kan yang merekomendasikan rencana ini."
"Aaa, tapi aku tidak menyangka jika akan sebahaya ini. Aku berharap semua berjalan dengan semestinya."
"Hmmm... Rencana penuh perhitungan sekalipun tetaplah rencana, buatan manusia yang tak pasti. Yang menentukan itu tetap saja waktu dan sang pencipta."
"Yahhh, benar juga. Tapi setidaknya kita bisa meminimalisir kemungkinan terburuknya." Ujar Kakashi sambl melangkah mendekati jendela besar diruangan itu. Menerawang jauh keadaan diluar sana. Tatapannya sangat sulit diartikan, tapi jauh dilubuk hatinya ada secuil rasa khawatir pada mantan murid merah mudanya.







...o0o...








Cahaya mentari mulai menyapa hari. Ia membangunkan segala mahkluk untuk segera beraktifitas menemani hari. Namun sayang cahayanya tak cukup kuat untuk menembus dinding lembab kokoh markas ular milik salah satu legenda sanin itu. Namun bukan berarti jika para mahkluk didalamnya tengah bermalas-malasan atau berkencan dengan alas tidur. Seperti keempat sosok yang tampak serius merundingkan sesuatu mengelilingi satu-satunya meja di ruangan temaram itu.
"Jadi kau memutuskan untuk mengikut sertakan gadis itu bergabung di tim ini Sasuke?" ujar Suigetsu.
Sang pemilik nama tak langsung menjawab pertanyaan rekannya, ia malah memejamkan matanya. Lalu membuka dan menammpilkan iris onyx yang sangat menwan hati siapapun. "Tentu saja tidak." Ia menolehkan kepalanya kerah lain, ke lorong dimana menuju tempat Sakura beristirahat.
"Lalu apa rencanamu? Mengembalikan gadis itu ke Konoha?" tanya Juugo. Sedang satu-satunya wanita yang ada disitu tampak menujukan wajah sumringah yang sangat ketar ketika mendengar jawaban Sasuke barusan.
"Atau kau akan menjadikannya tawanan mungkin?" imbuh Karin, satu-satunya wanita yang ada didalam perundingan itu.
Sasuke bangkit berdiri tiba-tiba. Ia membalik tubuhnya dan berjalan pergi dari sana. Namun sebelum ia pergi dari sana. Ia sempat mengatakan sesuatu yang terdengar sangatlah dingin dan tajam.
"Gadis itu urusanku. Jadi tak usah repot mengurusnya, dia tanggung jawabku. Tak ada yang boleh menyentuhnya selain aku, atau kalian akan tau akibatnya jika berani mengusiknya."
Pun ia melangkah pergi dengan tenang lalu menghilang ditelan gelapnya lorong-lorong yang ia lewati. Sedang meja perundingan itu hanya bersisa bekas-bekas aura dingin dan mematikannya. Suigetu dan Karin baru bisa merilekskan pundaknya ketika Sasuke benar-benar pergi meninggalkan ruangan itu. Karin bersumpah,memang ada sesuatu diantara mereka. Sasuke tak pernah bersikap seperti ini hanya untuk seorang gadis.






...o0o...








Sakura mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali. Pertama yang ia lihat adalah ruangan gelap yang lembab, ralat. Temaram maksudnya karena tak bisa dikatakan gelap jika ada satu lentera kecil yang menggantung didekatnya. Ia sempat berpikir jika ia telah mati, namun ia merutuki pikiran idiotnya ketika ia merasakan nyeri yang amat terasa dipergelangan kakinya.
Ia mengingat-ingat apa yang menimpa dirinya sehingga ia mendapati luka dikakinya dan tak dapat menyembuhkan dirisendiri?
Namun bayangan mengerikan pertempuran semalam yang dirinya nyaris diperkosa membuatnya menggelengkan kepala kuat-kuat dan memeluk tubuhnya sendiri.
Tapi tunggu.
Mengapa pakaiannya yang ia kenakan berbeda. Apa jangan-jangan dirinya telah diperkosa lalu bandit-bandit itu membawanya kemari?mengingat ruangan yang ia tempati begitu asing sekarang. Hatinya terasa kebas seketika, ia ingin bunuh diri jika itu memang benar adanya.
Suara langkah kai seseorang membuyarkan lamunannya. Entah mengapa tubuhnya terasa sangat lemas dan lemah. Bahkan ia merasa ketakutan sekarang. Bagaimana jika memang benar ia telah kehilangan kehormatannya dan dijadikan budak seks oleh para bandit itu sekarang?
Ia memeluk tubuhnya sendiri semakin erat. Liquid bening sudah mulai menggenangi pelupuk matanya, ia beringsut hingga punggungnya menyentuh kepala ranjang. Berharap bumi dapat menelannya sekarang ketika pendengarannya semakin menangkap jelas langkah kaki seseorang yang ia yakini tengah menuju keruangan dimana ia tempati.
Wajahnya semakin memucat, keringat dingin membanjiri tubuhnya ketika buunyi suara pintu yang dibuka terdengar sangat horor ditelinganya. Sungguh ia sangat takut, ia tak pernah merasa setakut ini sebelumnya.
"Hiks...Jangan mendekat, kumohon jangan lakukan itu padaku." Ucapnya begitu saja, bahkan ia tak sadar jika dirinya sudah menangis sekarang.
Seolah tak mendengar perkataan Sakura, sosok itu tetap memasuki ruangan dan mendekatinya. Membuat Sakura semakin beringsut ketakutan dan memeluk dirinya sendiri erat-erat. Sungguh ia ingin mati saja. Tapi kedua emeraldnya nyaris melompat ketika pendengarannya menangkap suara berat yang sangat ia kenali.
"Sakura..."
Dan sesuai dugaanya ketika pendar temaram lentera yang digantung didekat ranjangnya itu mengungkap sosok yang sedari tadi ia takuti. Mengungkap sosok yang sangat rupawan dengan rambut hitam kebiruan yang tampak berantakan. Wajahnya tak mengalami perubahan berarti, justru semakin tampan dengan pahatan garis rahang yang tegas dan terlihat kokoh. Onyx dan Emerald bertemu. Ada desiran hangat yang menyelimuti hatinya. Meski ia tau bahwa sosok dihadapannya ini bukan lagi pria yang ia kenali karena sudah mendapat gelar Missing-nin. Tapi entah mengapa, iamerasa ketakutanya menguap dan tergantikan dengan perasaan aman dan terlindungi.
"S-sasuke-kun..."
...o0o..






















TBC










Yaaaa... gimana mau dilajut eggak?  ^^


Boleh minta vote dong^^
Btw jangan lupa klik subscribe dan ikuti biar enggak ketinggalan update ya!

Karena perlahan semua bakal aku pindah kesini.


Comments

Post a Comment

Nama :
Akun Wattpad:

Popular posts from this blog

Panasea: Chapter 2. Our

Paralel