Panasea: Chapter 2. Our
Karena Chapter 1 Panasea itu mengandung unsur dewasa, maka tidak aku upload disini. Tapi kalian bisa membacanya disini Fic Sasusaku Canon [Panasea chapter 1 ]
Surai hitam mencuatnya telah melambai lembut oleh belaian angin. Tatapan onyxnya memandang rembulan yang kini tampak sangat merah. Entah memang rembulan yang sedang merona atau memang sedang terjadi pertempuran malam ini.
"Sasuke, kenapa aku merasa
hutan ini sangat mengerikan." Ujar pria berhelaian putih kebiruan yang
juga tenfah bersender didahan pohon tak jauh darinya.
Sosok yang dipanggil Sasuke itu
hanya melirik tanpa ada niatan menyahuti sedikitpun. Ia sedang dalam kondisi
yang tak menentu. Pikirannya kacau, ia tengah menelisik tujuannya yang mulai
tercapai.
Memperoleh kekuatan, dia sudah
memilikinya. Membalas dendam dan membunuh kakaknya dengan tangannya sendiri, ia
sudah melakukannya. Dan, membangkitkan klannya kembali.
Itulah yang mengganggu
pikirannya. Dulu saat ia genin, yang ia pikirkan adalah balas dendam dan
membangkitkan klannya karena ia tidak ingin sendirian. Namun setelah waktu
berlalu, hal itu bukanlah perkara mudah. Ia tidak bisa melakukannya sendiri ya,
dia butuh pathner seorang wanita.
Sunguh ia tidak menahu soal
wanita. Dan ia tidak mungkin memilih sembarang wanita untuk sesuatu yang
sesakral ini. Lagi ia menatap rembulan.
Dan lagi-lagi sekelebatan gadis
berhelaian merah muda menari dikepalanya. Mengapa setiap kali ia memikirkan
rencana untuk esok hari atau sekedar merencanakan pembangkitan klannya gadis
itulah yang muncul dan menggentayanginya?
"Oi! Kau Sasuke, kau
mendengarku tidak sih!?"
"Hn." Gumamnya pelan
tanpa menoleh sama sekali.
Suigetsu yang sudah kebal dan
terbisa dengan sikap acuh rekan timnya itu hanya mampu mendesah lelah dan
menyamankan punggungnya didahan pohon yang ia jadikan sandaran. Ia memilih
memejamkan matanya mencoba untuk mengarungi mimpi, namun sebuah suara rintihan
mengusiknya.
"Aku bersumpah hutan ini
benar-benar bermasalah!" Teriaknya keras kemudian melompat
menghampiri
Sasuke yang masih terjaga. "Hey, tidak mungkin ada hantu ditengah hutan
bukan?"
Sasuke yang merasa terganggu
hanya menatap tajam rekannya itu. "Jangan bertindak bodoh Suigetsu."
Ucapnya dingin, ia benci sekali diusik.
"Apa kau tidak mendengar
sesuatu! Aku berani bersumpah bahwa aku sudah tiga kali mendengar suara rintihan
itu Sasuke. Apa kau tidak mendengarnya?"
Baiklah ia akui Suigetsu sangat
menyebalkan kali ini. Dia Shinobie tapi takut dengan hal konyol semacam ini. Ia
hendak berkata sebelum pendengarannya menangkap suara teriakan yang sangat
familiar baginya.
"Nah! Apa kubilang, hutan
ini memang berhantu."
"Tidakk! Hentikan!"
Sasuke, ia sekali lagi menajamkan
pendengarannya. Dan segera melompat ketika ia yakin bahwa ia sangat mengenali
suara itu.
Bergegas secepat kilat menuju sumber suara. Entah mengapa darahnya berdesir dan jantungnya berdegup tak beraturan. Ada secuil rasa cemas yang mencubit hatinya.
"Hey! Sasuke kau mau
kemana!?" Teriak Suigetsu yang tak digubris sama-sekali.
Rasa cemas itu semakin meledak
ketika suara rintihan itu semakin jelas dan tak asing menyapa telinganya.
Terlebih ia sangat dan sangatlah mengenali pemilik chakra ini.
"TIDAAAKK!!! Hentikan!
Kumohon jangan disana!!!"
Tatapannya menggelap oleh rasa
amarah yang mendidih diubun-ubun ketika mendapati pemandangan yang sangat
terkutuk. Iris onyxnya perlahan berubah semerah darah tampak jelas kemarahan
menari disana. Rahangnya mengeras hingga giginya gemelutuk. Buku-buku jarinya
memutih akibat ia terlalu erat memegang Katana panjang miliknya.
Bunyi gesekan Katana dengan
sarungnya mampu membuat pendengaran ngilu saking tajamnya. Kemudian disusul
oleh bunyi cicitan seribu burung, Sasuke melesat cepat dan menyambar sosok pria
paruh baya yang berusaha menodai gadisnya, dengan penuh amarah ia menebas
tangan durjana milik pria brengsek itu.
"Chidori!!!"
"ARRRRGHHHH!!!"
Jeritan kesakitan itu bagai
alunan musik pengiring kematian. Namun Sasuke tak puas disana. Ia segera
menebas tanpa ampun kepala bandit itu dengan Katana yang masih beralirkan
listrik.
Melihat kejadian itu. Kedua
bandit yang ia yakini adalah anak buahnya tengah menatapnya ngeri. Ia menoleh
membalas tatapan mereka dengan nyalang. Ia benar-benar sangat marah entah
kenapa, ia benar-benar ingin meremukan tangan-tangan bedebah itu.
Kedua bandit itu segera bersiap
untuk lari namun terlambat karena kalah cepat dari Sasuke.
Sasuke masih berdiri ditempat
dengan tatapan tajam nan dingin ia membangkitkan armor Susano'o miliknya dan
tanpa ampun ia meremukan kedua tubuh bandit yang berusaha lari darinya itu.
"ARARRGH!"
Darah terciprat menggenangi tanah
di hutan itu. Ia melempar kasar tubuh tak bernyawa kedua bandit itu kesembarang
arah. Tatapannya masih tajam, namun melembut ketika melihat sosok gadis yang
sangat ia kenali tengah lemas tak berdaya terlilit oleh tentakel gurita
menjijikan.
Amarah menguasainya ketika tubuh
gadisnya tengah dijamah oleh orang lain bahkan oleh monster menjijikan seperti
itu. Pun ia segera menebas tentakel-tentakel yang melilit tubuh gadis
berhelaian merah muda itu.
Bruk!
Dengan sigap ia menangkap tubuh
tak bedayanya. Lalu dengan tatapan penuh benci yang menyala semerah darah ia
menggumamkan sebuah kalimat sebelum ia benar-benar pergi dari tempat terkutuk
itu. Meninggalkan longlongan pilu dari monster gurita yang kini tengah dibakar
oleh api hitam abadi.
...o0o...
Sasuke dan Suigetsu kini tengah
melanjutkan perjalanannya menuju persembunyian didaerah selatan dengan Sakura
digendongan Sasuke tentunya.
Awalnya Sasuke ingin beristirahat
sejenak karena badai sedang berlangsung. Namun ia mengurungkan niatnya setelah
kejadian mengerikan beberapa saat lalu.
Gadisnya. Ah, sejak kapan ia meng
calim bahwa gadis mantan rekan tim saat genin dulu adalah miliknya? Namun
entahlah, rasanya sangat marah ketika melihat Sakura disentuh oleh orang lain.
Apalagi digerayangi oleh mahkluk-mahkluk durjana seperti tadi. Hasrat
membunuhnya benar-benar menyeruak kepermukaan. Ia sangat murka.
Itu sebabnya ia bergegas menuju
ke markas selatan. Ia ingin Karin melakukan seduatu untuk Sakura. Memberikan
antibiotik atau vaksin mungkin. Yang jelas ia tidak ingin terjadi hal buruk
pada gadis digendongannya.
"Karin!" Teriaknya
lantang ketika sampai dimulut markas.
"Karin!"
Suigetsu hanya mampu membungkam
mulutnya. Ia tau rekannya itu sedang tidak dalam kondisi baik. Melalui aura
mengerikan yang sangat ketara disekitar Sasuke sudah sangat cukup menciutkan
nyalinya untuk sekedar menegurnya. Ia bahkan membungkam mulutnya rapat sejak
melihat pertempuran mengerikan beberapa menit yang lalu. Sasuke sangat-sangat
brutal dan meledak-ledak hanya karena melihat sosok gadis bersurai pink tengah
dilecehkan. Ia masih mengingat perkataan Sasuke beberapa menit yang lalu saat
ia tak sengaja melihat tubuh nyaris telanjang gadis itu.
"Aku tidak akan segan
mencongkel matamu jika berani seinchi saja kau melihatnya."
Baginya itu sangat cukup untuk
membuatnya bungkam beribu bahasa dan menjaga jarak dengan rekannya itu. Satu
yang dipikirkannya sedari tadi. Siapa gadis itu hingga sangat berpengaruh bagi
Sasuke?
"Karin!!!" Teriak sang
bungsu Uchiha itu menggema di lorong markas sambil melangkah gontai dengan
gadis bersurai pink yang terbungkus oleh mantel hitam miliknya.
Sosok gadis berkacamata dengan
surai merah menyala berlari terburu-buru kearahnya. Mata rubynya tampak
terkejut ketika mendapati pria yang ia cintai tengah membopong sosok gadis
cantik yang tampak sangat pucat dan lemah. Ada sedikit rasa cemburu melihat
itu.
"Karin periksa keadaan gadis
ini, Siapkan kamar, semangkuk air hangat dengan washlap dan
beberapa baju ganti perempuan yang bersih!." Ujar Sasuke tak sabaran.
"A-ano Sasuke-kun. Siapa
sebenarnya gadis itu?" Tanya gadis yang dipanggil Karin itu dengan nada
sengaja dilembut-lembutkan.
"Itu bukan urusanmu! Dan
lakukan saja apa yang aku perintahkan!" Bentak Sasuke.
Seketika nyali Karin menciut. Ia
segera menggiring Sasuke menuju kamar yang ia kira masih layak dan bersih untuk
ditempati. Setelah memeriksa keadaan gadis pink itu yang ternyata kehilangan
banyak chakra ia segera bergegas mencari baju perempuan yang layak dan bersih
lalu mengambil semangkor air hangat dan kembali menuju kamar yang kini tengah
ditempati Sasuke dan gadis itu. Ia tak habis pikir, ini baru pertama kalinya ia
melihat Sasuke menunjukan banyak emosi hanya karena seorang gadis. Siapa gadis
itu? Apa kekasih Sasuke?
Ia menerobos masuk kekamar dimana
Sakura direbahkan. Dan ia sangat terkejut ketika mendapati ekspresi Sasuke yang
biasanya hanya menunjukan ekspresi dingin dan datar, kini terlihat sangat
rapuh.
Sasuke dengan wajah putus asanya
dan pandangan sendu yang sulit diartikan ia menggenggam erat telapak tangan
Sakura dan menciuminya berkali-kali. Berharap sang empu membuka kedua iris
emerald yang begitu ia rindukan. Sungguh tubuh Sakura sangatlah dingin. Ia
benar-benar merasa sangat takut, rasa seperti dulu ketika ia melihat kedua
orang tuanya dibunuh oleh kakaknya sendiri. Ia tidak tau mengapa. Tapi sungguh
ia tidak mau hal buruk terjadi pada mantan rekan tim tujuhnya ini.
"S-sasuke-kun. Ini, aku
sudah menyiapkan air hangat dan baju bersihnya." Ujar karin lembut.
Sasuke tanpa menatapnya segera
merebut pakaian itu dari tangan Karin. Sedang Karin hanya mampu menghela nafas
lelah karena sang bungsu Uchiha kembali pada sikap yang dikenalnya. Dingin dan
cuek dan tak berperasaan. 180 derajat ketika bersama gadis pink itu. Sangat
menyebalkan baginya. Iri? Dia sangatlah iri.
"Apa yang kau tunggu? Kau
sudah bisa keluar dari sini Karin." Ujar Sasuke tajam.
"Aa-aku bisa membantumu
memakaikan-"
"Tidak perlu." Potong
Sasuke cepat.
Sedang Karin hanya menatap tak
percaya. Sungguh ia yakin ada sesuatu disntara mereka. Dengan setengah hati ia
segera keluar dari ruangan itu.
Sasuke telah selesai menyeka
tubuh Sakura yang penuh lendir. Sungguh ketika ia mengingat kejadian beberapa
jam yang lalu ia ingin sekali menyiksa perlahan bandit-bandit itu hingga mati.
Tapi prioritas gadis dihadapannya lebih penting. Seandainya ia terlambat
sedetik saja, mungkin hal yang tak ia inginkan sudah terjadi. Beruntung ia
segera bergegas begitu mendengar teriakan Sakura.
Tak ia pungkiri hasrat
kelelakiannya memang bangun ketika melihat tubuh tanpa cela yang begitu indah
milik Sakura. Tapi rasa warasnya masih ia kuasai dengan baik. Ia sesegera
mungkin memakaikan pakaian bersih ketubuh Sakura yang suhunya sudah berangsur
membaik.
Ia membelai pipi Sakura yang
merah kebiruan. Ia tau itu pasti bekas tamparan yang sangat keras. Lagi,
giginya bergemlutuk menahan marah. Dengan lembut ia mengelus helaian merah muda
yang sangat halus itu. Rambut pink yang sangat mencolok matanya saat pertama kalj
melihat gadis ini. Rambut yang terlihat sangat menggemaskan hingga ia selalu
menyembunyikan kedua tangannya dibalik saku saat berinteraksi dengan gadis ini.
Mengapa? Karena tangannya sangat gatal ingin menyentuh rambut Sakura.
Ia terus membelai pipi Sakura dan
tak sengaja ibu jarinya menyentuh bibir lembut namun pucat milik Sakura. Entah
dorongan dari mana, ia mulai memangkas jarak diantara mereka. Melumat lembut
bibir pucat itu berharap sang gadis membuka kelopak matanya.
Ia menikmati sensasi lembut disetiap
kecapan saat melumat bibir Sakura. Pikirannya melayang saat dulu ia hendak
pergi dari desa. Ini bukan ciuman pertamanya, ia pernah melakukan ini juga saat
itu. Saat Sakura tak sadarkan diri karena ia memukul titik kesadarannya,
sungguh ia sangat menyesal melakukan itu namun ia tak punya pilihan. Ia akan
kehilangan keyakinannya untuk pergi jika terlalu lama mendengar isak tangis
memilukan gadis dihadapannya kini. Sungguh ia sudah jatuh hati sejak lama
dengan gadis ini, saat pertama kali ia berinteraksi ditaman ketika ia menyalin
tugas yang belum ia kerjakan. Ia bahkan meminta Itachi untuk mengajarinya
bagaimana cara berbicara dengan perempuan.
Sudut bibirnya tertarik keatas
disela pagutannya, membentuk seringaian tipis kala melihat masa itu. Ia
menyudahi ciuman panjang dan penuh kelembutan itu. Tatapan onyx miliknya
melembut, ia mendekatkan wajahnya kewajah Sakura. Mengecup penuh kasih jidat
lebar milik gadis itu.
__________________________________________________
Okay.... Please Follow and Subscribe to Support Me! ^^
Jangan lupa tinggalin jejak kalau suke ya...
Tbc
[Senin, 11 Juni 2018]
Ashqueen
Aku bca di wtt ga ada.. nyari ke google ehh trnyata ada d sinii
ReplyDeleteakuu seneeeeng bngeeett bsa ktemu cerita iniii
love love deehh 😄😄
ceritanya menarik soalnya